Rabu, 25 Februari 2009

VISI DAN MISI

Visi Sekolah:
"Sekolah yang berprestasi, berbudaya, agamawi berwawasan lingkungan dan global".

Indikator Visi:
1. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif.
2. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
3. Terwujudnya lulusan yang kompetitif dan berwawasan Internasional.
4. Terwujudnya tenaga kependidikan yang sesuai dengan Standart Nasional Pendidikan.
5. Terwujudnya prasarana dan sarana pendidikan yang relevan dan mutakhir.
6. Terwujudnya manajemen yang tangguh.
7. Terwujudnya penggalangan biaya yang memadai.
8. Terwujudnya pengembangan sistem penilaian sesuai dengan tuntutan kurikulum dan standart Nasional
Pendidikan.

Misi Sekolah:
1. Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif.
2. Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
3. Mewujudkan lulusan yang kompetitif berwawasan Internasional.
4. Mewujudkan tenaga kependidikan yang sesuai dengan Standart Nasional Pendidikan.
5. Mewujdukan prasarana dan sarana pendidikan yang relevan dan mutakhir.
6. Mewujudkan manajemen yang tangguh.
7. Mewujudkan penggalangan biaya yang memadai.
8. Mewujudkan pengembangan sistem penilaian dengan tuntutan kurikulum dan Standart Nasional Pendidikan.




SEJARAH

SMP Negeri 2 Lamongan berdiri pada 1982 yang beralamat di jalan veteran no. 3 Lamongan. Dulunya daerah ini terdiri dari persawahan.

PROFIL SEKOLAH

Kondisi Sosial Masyarakat

SMP Negeri 2 Lamongan terletak di dalam kota pusat pemerintahan Kabupaten Lamongan dan 50 m dari jalan raya by pass Surabaya-Tuban, sehingga mudah diakses dari segala penjuru dengan angkutan antar kota, maupun angkutan pedesaan. Hal ini membuat SMP Negeri 2 Lamongan diminati oleh masyarakat Lamongan maupun dari luar Kabupaten Lamongan. Masyarakat Lamongan lima tahun kedepan diprediksikan menjadi masyarakat yang modern, ditandai adanya perubahan besar-besaran di berbagai sektor yaitu: 1). Sektor pertanian masyarakat mulai menerapkan sistem pertanian modern, yang hasilnya tidak hanya habis untuk mencukupi kebutuhan sendiri melainkan untuk konsumsi anggota masyarakat lain yang sangat membutuhkan. 2). Sektor perikanan, masyarakat membudidayakan perikanan dengan sistem pengolahan semi intensif dengan membudidayakan berbagai jenis komoditas seperti: ikan bandeng, serta udang windu.

Kondisi Ekonomi Masyarakat

Kondisi sosial ekonomi orang tua/ wali murid rata-rata dari golongan masyarakat ekonomi menengah ke bawah. 70 % orang tua/ wali murid bekerja sebagai petani, 9 % sebagai PNS, 4 % sebagai TNI/ POLRI, dan sisanya wiraswasta. 48 % siswa berasal dari Kecamatan Lamongan, 50 % berasal dari luar kecamatan kota Lamongan, 2 % dari Kabupaten Gresik.

Kondisi Politik

Kegiatan pemilihan Kepala Daerah (Bupati) dapat berjalan dengan aman dan sukses, membuktikan bahwa situasi politik dan keamanan sangat kondusif, sehingga kegiatan dibidang pendidikan dapat berjalan dengan baik.

Kondisi Keamanan

Kondisi keamanan pada umumnya sangat dinamis, tertib, aman dan terkendali. Hal ini disebabkan adanya kerjasama yang harmonis dan intensif diantara unsur terkait yang didukung oleh partisipasi masyarakat sekitar dalam mengatasi segala kemungkinan yang terjadi khususnya dibidang keamanan dan ketertiban lingkungan.

Kemajuan IPTEK

Perkembangan ilmu pengetahuan di wilayah Lamongan sangat cepat, ditandai adanya kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya. Diprediksikan lima tahun ke depan angka putus sekolah sangat rendah. Rata-rata usia sekolah semakin tinggi sehingga minimal pendidikan anak sampai tingkat SMA. Kesadaran warga sekitar terhadap dunia pendidikan sangat baik, hal ini terbukti dari banyaknya pendaftar calon siswa yang mendaftar di SMP Negeri 2 Lamongan pada tahun ajaran 2007/ 2008 kelas VII diterima 314 dari pendaftar sejumlah tidak kurang dari 700 calon siswa.

Kondisi Budaya

Budaya masyarakat Lamongan dan sekitaranya sangat komplek. Hal ini disebabkan banyaknya unsur budaya asing yang masuk dan berinteraksi langsung dengan budaya asli daerah. Hal ini yang mengakibatkan terjadinya pergeseran nilai budaya masyarakat yang mulai cenderung meninggalkan tatanan kehidupan beragama dan pemerintah. Kenyataan ini perlu disikapi melalui langkah strategis dari pemerintah yang didukung partisipasi masyarakat untuk menghadapi tantangan yang terjadi. Sebab hal ini bila tidak mendapat perhatian akan berdampak negatif terhadap kelangsungan pendidikan yang ada di wilayah lamongan.